Adaptasi Fisiologis Pada Hipoksia

Stressor dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Stressor eksternal:
- hipoksia
- temperatur ruangan/lingkungan
- makanan
- air
- keributan
- penerangan
- trauma
- syok elektrik
- ancaman fisik
- bakteri, virus, jamur (mikroorganisme)
- ancaman fisiologis
- gangguan bioritmik
- polusi
2. Stressor internal:
- temperatur tubuh
- tidur
- kelaparan
- kehausan
- infeksi
- ketidakseimbangan ion
- kecemasan, ketakutan
- tegangan otot
- jam internal
- emosi
- perubahan otonom
- pemikiran abstrak

Kali ini kita akan membahas mengenai hipoksia.
Apa itu hipoksia?
Hipoksia adalah kondisi kurangnya persediaan/suplai oksigen (O2) ke sel
Tipe-tipe hipoksia:
1. Anoxic hypoxia --> O2 gagal mencapai Hb (bisa karena kadar O2 yang rendah seperti saat berada di ketinggian (akut atau kronik) dan di bawah air (akut), obstruksi jalan napas seperti pada saat koma, tersedak, dan korpus aleanum (akut), dan COPD (kronik), atau bisa juga karena gangguan ventilasi seperti pada pneumonia (akut) dan TBC (kronik))
2. Stagnant hypoxia --> Hipoperfusi O2 disebabkan gangguan kardiovaskular (kardio contoh akutnya pada infark miokard dan tamponade kardiak, kroniknya dekompensasi kordis; sedangkan vaskular contohnya pada emboli)
3. Anemic/Hypo volume Hypoxia --> Hipoperfusi O2 disebabkan gangguan ikatan Hb-O2  (bisa karena anemia (kronik), hipovolemi (akut), dan hiperkapnia (akut))
4. Hystotoxic Hypoxia --> Suplai, ventilasi, perfusi O2 dapat berjalan lancar namun tidak dapat masuk ke dalam sel (contoh akutnya pada keracunan sianida dan kronik pada defisiensi enzim)

Efek dan Adaptasi Terhadap Hipoksia Akut

Hipoksia akut di dalam tubuh direspon oleh:
1. Sistem Saraf Pusat
- Tingkat kesadaran menurun
- Sekresi neurotransmitter seperti serotonin, dopamin, norepinefrin, dan GABA yang akan berpengaruh pada mobilisasi energi, respon respirasi, dan respon kardiobaskular
2. Sistem Endokrin

3. Sistem Respirasi
- Paling responsif terhadap anoxic hypoxia
- Frekuensi pernapasan (Respiration Rate) meningkat
- Kesulitan bernapas (Dyspnea)
4. Sistem Kardiovaskular
- Paling responsif pada stagnat dan hypolemic/anemic hypoxia
- Heart rate meningkat
- Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah
- Hipovolemik: Tekanan darah menurun, tekanan nadi (sistolik-diastolik) menurun, kulit pucat dan dingin

Adaptasi terhadap Hipoksia Kronik

1. Sistem Saraf
- Perubahan pada regulasi O2 dan CO2
2. Kardiovaskular
- Vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah
- Terbentuk anastomose baru
- Perubahan sensitifitas oksigen dan karbondioksida
3. Sistem Endokrin
- Peningkatan produksi eritropoietin
- Peningkatan hormon katabolik (epinefrin, kortisol)
4. Sistem peredaran darah dan muskuloskeletal
- Peningkatan hematopoietik (kecuali untuk hipoksia anemik), terjadi peningkatan retikulosit --> polisitemia --> Hb meningkat
- Peningkatan kadar mioglobin di otot

0 komentar:

Posting Komentar