Parasitologi Kedokteran #1

Sebagai salah satu bidang terbesar parasitologi, parasitologi kedokteran adalah studi sejumlah parasit yang menginfeksi manusia.
Dalam parasitologi, kita mempelajari helmintologi (cacing), protozoologi (protozoa), dan entomologi (serangga).
Organisme parasit adalah organisme yang hidupnya bersifat parasitis, yaitu hidup yang selalu merugikan organisme yang ditempatinya (hospes). Tapi sebenernya sih si parasit ga pengen hospes nya mati, ya soalnya kalo hospes (inang) mati, dia ikutan mati dong, padahal kan dia juga berhak hidup (ya si hospes juga kalee), dan dia itu numpang buat perlindungan dan makanan (physical protection and nourishment).
Nah, kenapa sih kita sebagai tenaga kesehatan, (calon) dokter khususnya, harus tahu mengenai mereka?  Tujuan tak lain dan tak bukan adalah untuk mengajarkan tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang ditimbulkannya. Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan dapat mengetahui bilamana dan bagaimana kita dapat terinfeksi oleh parasit, serta bagaimana kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya.

Oke, langsung aja tanpa banyak basa-basi, kita lanjut ke sitilah-istilah yang harus diketahui sebelum melangkah lebih jauh bersama parasitologi.
Parasit
- Animal Parasite: Parasit yang menyerang hewan
- Plant Parasite: Parasit yang menyerang tumbuhan
- Medical Parasite: Parasit yang menyerang manusia <-- ini dia yang akan kita fokuskan nanti
- Parasit Insidental:  Parasit yang secara kebetulan bersarang pada hospes yang biasanya tidak dihinggapinya
- Pseudoparasit:  Suatu artefak yang disangka parasit
- Parasit Koprozoik: Suatu spesies asing yang melewati tractus digestivus tanpa menyebabkan infeksi pada manusia
- Parasit Monoksen:  Parasit yang dapat hidup hanya pada satu macam hospes
Contoh:  Enterobius vermicularis
- Parasit Poliksen:  Parasit yang dapat hidup pada lebih dari satu macam hospes
Contoh:  Trichinella spiralis
- Parasit Permanen:  Parasit yang hidup pada tubuh hospes sejak larva sampai dewasa.
Contoh:  Ascaris lumbricoides
- Parasit temporer:  Parasit yang hidup bebas dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mendapatkan makanan.
Contoh:  Aedes aegypti
- Ektoparasit:  Parasit yang hidup di luar tubuh hospes (Infestasi)
Contoh:  Pediculus humanus capitis
- Endoparasit:  Parasit yang hidup di dalam tubuh hospes (Infeksi)
Contoh:  Balantidium coli
- Parasit obligat:  Parasit yang berdiam secara tetap di dalam tubuh hospes dan seluruh hidupnya tergantung kepada hospes tersebut.
Contoh: Necator americanus
- Parasit fakultatif:  Parasit yang dapat hidup bebas dan dapat pula hidup sebagai parasit
Contoh:  Strongyloides stercoralis
Hospes
- Hospes Definitif:  Tempat hidup parasit, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara sexual
- Hospes Perantara:  Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif dan siap ditularkan ke hospes lainnya
- Hospes Reservoir:  Hewan yang mengandung spesies parasit dan menjadi sumber penularan bagi manusia
- Hospes Paratenik:  Hewan yang mengandung stadium infektif parasit tanpa menjadi dewasa dan dapat ditularkan kepada hospes lainnya.
Vektor
- Vektor:  hospes yang menularkan penyakit kepada manusia
- Vektor Biologis:  jika keberadaannya penting untuk kelangsungan hidup parasit
- Vektor Mekanis atau phoretic:  jika keberadaannya tidak penting untuk siklus hidup parasit 
Zoonosis
Kemampuan parasit untuk menginfeksi berbagai macam hospes (hewan dan manusia), menimbulkan istilah ZOONOSIS (Zoo=hewan; nosis=penyakit)
- Antropozoonosis: penyakit hewan yang ditularkan kepada manusia
- Zooantroponosis: penyakit manusia yang ditularkan kepada hewan
Inokulasi
Terpapar terhadap infeksi (infeksi: "mengambil")

Sumber infeksi
  • Air atau tanah yang terkontaminasi (air: Ameba, Flagellata intestinal, telur Taenia solium, serkaria infektif trematoda darah; tanah: Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang, Strongyloides stercoralis)
  • Makanan yang mengandung larva infektif (ikan air tawar: Diphyllobothrium latum dan Clonorchis sinensis; ketam: Paragonimus westermani; babi: Taenia solium; sapi: Taenia saginata)
  • Serangga penghisap darah (nyamuk Anopheles betina, Leishmania, Trypanosoma, Filaria)
  • Hewan piara atau hewan liar yang mengandung parasit (anjing: kista hydatid Echinococcus granulosus, visceral larva migrans Toxocara canis; kucing: Toxoplasma gondii)
  • Orang lain (Entamoeba histolytica, Enterobius vermicularis, Hymenolepis nana, Pediculus humanus capitis)
  • Diri sendiri/autoinfeksi (Enterobius vermicularis, Strongyloides stercoralis)
Port d'Entry
  • Mulut --> kista matang Ameba, telur matang Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Enterobius vermicularis
  • Menembus kulit --> Cacing tambang, Strongyloides stercoralis
  • Inhalasi --> telur E. vermicularis
  • Transplasental (congenital) --> infeksi Toxoplasma gondii
  • Transmamary --> infeksi Strongyloides, Ancylostoma
  • Hubungan sex --> infeksi Trichomonas vaginalis
Masa Inkubasi Biologik vs Klinis
Masa Inkubasi Biologik berakhir segera setelah parasit atau produknya ditemukan pada tinja atau eksreta lainnya, di sirkulasi darah, biopsi atau melalui prosedur diagnostik lainnya. Inkubasi biologik disebut juga prepatent period. Jadi, ikubasi biologik ini berhubungan dengan perkembangan parasit.
Sedangkan inkubasi klinis adalah jarak waktu antara terpapar parasit sampai munculnya symptom yang paling awal. Beda kan? ;)

Segitu dulu, secepatnya insyaAllah lanjut ke klasifikasi dan morfologi :) (buat OSPE nih!)

0 komentar:

Posting Komentar