Ukuran dan Epidemiologi Cacing

Cestoda

Taenia saginata
Ukuran panjang cacing dewasa: 4-12 meter. Dalam kondisi tertentu bisa mencapai 25 meter.
Masa pre-paten: 10-12 minggu.
Cabang uterus: 15-20 tiap segmen. 
Taenia saginata dapat menyebabkan taeniasis (infeksi cacing dewasa karena termakan daging yang tidak makan mengandung sistiserkus dari Tenia saginata, Taenia solium, atau Taenia asiatica yang akan berkembang menjadi cacing dewasa dalam tubuh manusia), namun tidak menyebabkan sistiserkosis (infeksi jaringan oleh bentuk sistiserkus karena termakan telur Taenia solium atau mungkin juga Taenia asiatica di Asia yang akan berkembang menjadi sitiserkus). 
Perbedaan Taenia saginata dan Taenia asiatica:
1. Tania asiatica punya scolex
2. Pada gravid proglottid bagian posterior Taenia asiatica terdapat tonjolan
3. Cabang uterusnya lebih dari 57 cabang tiap segmen (pada Taenia solium 8-12) 

 

Nematoda

Nematoda Jaringan

1. Lymphatic Filariasis

  • Bancroftian filariasis tersebar di daerah tropis seperti Asia Tenggara, Amerika Selatan, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, Pasifik, dan Afrika.
  • Malayan filariasis khususnya ditemukan di Indonesia, Korea, Jepang, Sri Lanka, India.
  • L1: 1-3 jam; L2: 3-4 hari; L3: 5-6 hari
  • Masa pre-paten tidak diketahui
  • Masa inkubasi klinis: 8-16 bulan
2. Subcutaneous Filariasis
  • Endemik di Afrika
  • L. loa menyebabkan Loa loa filariasis, dimanapun cacing tersebut berhenti dan menyebabkan inflamasi maka kelihatanlah cacingnya. Menjalari subkutan, salah satunya mata.
  • Onchocerca volvulus menyebabkan River Blindness.

Nematoda Usus

Cacing betina lebih besar daripada jantan.
1. Ascaris lumbricoides
Telur:
1. Fertile (matang di tanah 1-3 minggu)
Corticated fertile --> 3 lapis (albuminoid, hyalin, lipoid)
Uncorticated fertile --> 2 lapis (albuminoid hilang)
2. Unfertile
3. Mature & immature
Lama siklus hidup: 2 bulan
Life span: 8-12 bulan (4-6 siklus)
Dalam paru-paru 10 hari.
2. Hook worm (Necator americanus, Ancylostoma duodenale, Ancylostoma caninum, A. braziliense, A. ceylanicum)
Mengandalkan giginya untuk bergantung. Masuk melalui kulit dari tanah.
3. Trichuris trichiura
Menetas di usus halus 2-4 minggu setelah tertelan
Lama siklus: 3 bulan
Life span: 9-30 tahun (lama yaa..)
4. Pin worm (Enterobius vermicularis dan Oxyuris vermicularis)
Mengakibatkan pruritas ani. Pada anak kecil dengan menggaruk daerah perianal (autoinfeksi). Bisa juga retroinfeksi (larva dari telur yang menetas di sekitar anus masuk kembali ke anus).
Hanya punya 1 hospes yaitu manusia (monoksen).
Frekuensi tinggi pada orang Indonesia terutama anak-anak dari golongan ekonomi rendah. Frekuensi orang kulit putih lebih tinggi ari orang negro.
5. Strongyloides stercoralis
Cacing betina: panjang: 2,2 mm X 0,4 mm, vivipar
Cacing jantan: 0,7 mm x 40-50 mikron
Masuk ke dalam tubuh manusia dalam bentuk filariform.
Infeksi akut berlangsung cepat: batuk, mirip bronchitis. Kronik sering tanpa gejala (asimptomatis).
6. Trichinella spiralis
Penyebaran kosmopolit di Asia Pasifik Selatan dan Australia.
Cacing betina partenogenesis (sekali dibuahi dapat terus berkembang biak), sedangkan jantan mati setelah kopulasi.
Larviposisi selama 8-14 hari. Terjadi kiste selama 21 hari dan selesai sampai 3 bulan. Larva dapat hidup bertahun-tahun.
7. Trichostrongylus spp
Tersebar di Amerika Tengah, Indonesia, mesir, Asia, India, Jepang.
Panjang jantan 5 mm, betina 5-9 mm.
Telur meruncing di kedua ujung. Dinding 1 lapis hyalin, transparan, lebih lonjong dari telur cacing tambang, menetas dalam 24 jam menjadi larva rhabfitiform.
Tumbuh di tanah menjadi larva pseudofilariform dalam 3-4 hari. Menjadi dewasa dalam usus 21 hari atau 3-4 minggu.
Kepala kecil, tidak punya buccal capsule.
Bisa hidup sampai 8 tahun.
Monoksen.
L1-L2: microbiovirous. L3: infektif. L3-L5: immature. L1-L5 disebut molt atau semacam pergantian kulit yang terjadi 2 kali sebelum menjadi cacing dewasa.

Trematoda

Treatoda Darah

  • Telurnya tidak mempunyai operculum dan bila dikeluarkan sudah berisi embrio (miracidium).
  • Perkembangan larva dalam HP (keong) yaitu M – S – S1 – C (Mirasidium-Sporokista-Sporokista1-Cercaria), dan multiplikasi aseksual terjadi pada stadium Sporokista.
  • Cercaria mempunyai ekor bercabang (seperti garpu) & masuk dalam tubuh hospes definitive dengan cara menembus kulit.
  • Waktu pertumbuhan “Schistosomulae” (cercaria yg sudah melepaskan ekornya saat menembus kulit) di dalam vena porta hepatica, mengeluarkan metabolit toksik, menyebabkan reaksi anafilaktik (demam, urticaria, eosinofilia, lekositosis, hepatomegali dan splenomegali). Timbul 4–5 minggu sesudah infeksi. Di Jepang dikenal dengan “Katayama fever”. Gejala tersebut sering terlihat pada infeksi dengan S. japonicum dan jarang terlihat pada S. haematobium.
  • Waktu cacing mengeluarkan telurnya (3–9 bulan pasca infeksi), dengan gejala-gejala lokal & ektopik.
1. Schistosoma haematobium
Endemis di seluruh lembah sungai Nil dan   menyebar ke seluruh  Afrika.
Sarang-sarang endemic ditemukan di Israel. Yordania, Suriah, Irak, Arab, Yaman, dan  daerah kecil di Pantai Barat India.
2. Schistosoma mansoni
Ditemukan di Afrika, berbagai negara Arab, Amerika Selatan, dan Tengah.
Mirasidium memiliki waktu yang pendek (24 jam), tidak mencari makan, tapi mencari keong sebagai hospes perantara.
Cacing dewasa jantan berukuran 1 cm sedangkan betina 1,4 cm.
3. Schistosoma japonicum/orientalis
Ditemukan di Timur Jauh (RRC, Korea, Jepang, Taiwan, Filipina). Di Indonesia endemik di Danau Lindu danLembah Napu (Sulawesi Tengah).

Urutan ukuran dari yang terpanjang adalah S. japonicum > S. haematobium > S. mansoni

Trematoda Hati

Trematoda hati punya 2 hospes perantara, yakni HP I dan HP II (bukan Harry Potter ya.. *krik).
Perkembangan dalam keong: M-S-R-C (Mirasidium-Sporokista-Redia-Cercaria).
Cercaria kemudian nempel di kulit ikan, di otot-otot ikan berubah menjadi metaserkaria.

1. Clonorchis sinensis
Tersebar di Timur Jauh. Daerah endemik: Korea, Indocina, RRC Selatan, Taiwan, Jepang.
2. Opistorchis felineus
Distribusi: Eropa Tengah, Selatan, Timur, Asia, Vietnam, India.
Ukuran cacing dewasa: 7-12 mm.
3. Opistorchis viverrini
Ditemukan di Muangthai, Malaysia, Thailand Utara, dan Laos.
Sama dengan O. felineus, bedanya pada bentuk testis dan kelenjar vitellaria.
Telur, patologi, dan gejala klinik sama dengan C. sinensis.
4. Fasciola hepatica
Ukuran cacing dewasa: 20-30 x 8-13 mm.
3 bulan setelah indeksi, telur yang dihasilkan oleh cacng dewasa dalam tubuh keluar melalui saluran empedu ke usus lalu keluar bersama feses.
HP II: Selada air.
5. Fasciola gigantica
Hanya lebih panjang dari Fascioloa hepatica, batil isap perutnya lebih besar dari batil isap mulut, cephalic cone lebih pendek dan bahu kurang jelas, organ reproduksi lebih anterior, serta telurnya lebih panjang.
HP II: Selada air.

Trematoda Paru

Paragonimus westermani
Tersebar di Timu Jauh dan Asia Tenggara.
Cacing dewasa yang masih hidup berbentuk seperti sendok, sedangkan yang sudah mati berbentuk seperti biji kopi, berpasangan. Berukuran 8-12 x 4-6 mm.
Telur matang dalam air dalam waktu 16 hari.
Menjadi cacing dewasa di paru-paru dalam waktu 8-12 minggu.
HP II: Ketam

Trematoda Usus

1. Fasciolopsis buski
Parasit terbesar dalam tubuh manusia: panjang 2 – 7,5 cm, lebar 2 – 20 mm, tebal 0,5– 3 mm
Cercaria setelah berenang dalam air dalam 1–3 minggu melekat dan menjadi Metacercaria pada tumbuhan air.
HP II: tumbuhan air
2. Heterophyes heterophyes
Ukuran: 1,3x0,5 mm.
Batil isap genital di pinggir kiri batil isap perut.
HP II: ikan mugil
Kadang-kadang cacing menginfeksi jaringan, sehingga telur tidak keluar melalui feses, menyebar melalui pembuluh limfe atau darah ke berbagai organ dan menimbulkan gejala luar biasa.
Banyak ditemukan di Port Said (Mesir) karenaa kebiasaan makan ikan mugil mentah atau dimasak kurang dari 15 hari.
3. Metagonimus yokogawai
Ukuran: 1,4x0,6 mm.
M-S-R1-R2-C dalam tubuh keong (HP I).
HP II: ikan salem air tawar dari genus Plecoglossus dan Salmo, dan ikan jenis Cyprinoid dari Richardsonium (Leuciscus) dan Odontobutis.
4. Echinostoma sp.
Ukuran: panjang 2,5-6,5 mm, lebar 1-1,35 mm tebal 0,5-0,6 mm.
Sering ditemukan di Timur Jauh, Filipina, Thailand, Siberia, Balkan, Yunani, dan Spanyol.
HP II: Keong air dari genus Pila, Corbicula (remis), ikan, tumbuh-tumbuhan air.
5. Gastrodiscoides hominis
Ukuran: 5-8 x 5-14 mm.
HP II: tumbuh-tumbuhan air.
Menyerang caecum dan colon ascendens.

0 komentar:

Posting Komentar