Hoam, ternyata udah lama nggak post materi kuliah, dan ternyata belum sama sekali mengenai blok 14 alias endokrin.
Ini postingan kali ini agak gimana ya, masa' dimulai dengan hoam -__- haha okeoke fokus.
Anatomi Kelenjar Tiroid
Terdiri dari lobus kanan, lobus kiri, lobus piramidalis, dan isthmus, bentuk kelenjar tiroid seperti kupu-kupu dan kaya akan pembuluh darah. Terletak di anterior kartilago tiroidea di bawah laring setinggi vertebra servikalis 5 sampai vertebra thorakalis 1 yang fungsinya adalah sintesis dan sekresi hormon tiroid seperti tiroksin (T4) dan trio-iodotironin (T3). Yang bentuk aktifnya itu yg T3. Sel parafolikular yang tersebar di antara folikel tiroid tiroid memproduksi kalsitonin yang menghambat aktivitas hormon paratiroid dan sejresi prolaktin. Hormon-hormon ini bersifat esensial untuk tumbuh kembang normal dan homeostasis tubuh dengan meregulasi produksi energi. Kelenjar tiroid mulai berkembang pada manusia sekitar 4 minggu setelah konsepsi dan bergerak turun ke leher sejalan dengan pembentukan struktur bilobular yang khas. Proses ini selesai pada trimester ketiga (organogenesis emang lama..)
Pada orang dewasa normal, kelenjar ini punya 2 lobus, dengan berat sekitar 25g, sedikit ebih pada wanita hamil dan menstruasi, dan terletak dekat dengan trakea. Terdiri dari lebih dari 1 juta kelompok sel atau folikel. Mengandung zat seperti jel yang disebut koloid, yang fungsinya menimpan hormon tiroid sebelum disekresi. Setiap sel tiroid memiliki 3 fungsi:
1. eksokrin --> mensekresi zat ke dalam koloid
2. absorptif --> mengambil zat dari koloid dengan pinositosis
3. endokrin --> mensekresi hormon langsung ke dalam aliran darah
|
Anatomi kelenjar tiroid |
|
Anatomi glandula thyroidea |
Hormon Tiroid
Sintesis
Sel folikel memiliki mekanisme
iodide-trapping pada membran basalnya yang memompa iodida dari makanan ke dalam sel. Pompa ini sangat kuat dan sel dapat mengkonsentrasikan iodida sampai 25-50 kali lipat dati konsentrasinya dalam plasma. Kandungan iodin dalam tiroid pada keadaan normal sekitar 600
µg/g jaringan.
Pemacu ambilan (enhancer): TSH, defisiensi iodin, antibodi reseptor TSH, dan autoregulasi.
Penghambat ambilan (inhibitor): ion I-, glikosida jantung (contoh: digoksin), tiosianat (SCN-), dan perklorat (PClO4-).
Di dalam sel, iodida dioksidasi cepat oleh TPO menjadi iodin/iodium yang lebih reaktif, yang cepat bereaksi dengan residu tirosin (iodinasi) dalam glikoprotein tiroid yang disebut tiroglobulin (TG), untuk membentuk mono-iodotirosil (T1) atau di-iodotirosil (T2). Keduanya lalu bersatu membentuk residu tri-iodotironin (T1+T2=T3) atau tiroksin (T2+T2=T4), yang masih berikatan dengn TG dan disimpan dalam koloid. Proses ini distimulasi oleh TSH.
Di bawah stimulasi TSH, droplet koloid diambil kembali ke dalam sitoplasma sel melalui mikropinositosis, dimana droplet tersebut berfusi dengan lisosom dan endosom dan diproteolisis sehingga melepaskan residu dari glikoprotein. T1 dan T2 dideiodinasi cepat oleh halogenase (ingat, I termasuk golongan VIIA alias halogen), dan iodin bebas didaur ulang di dalam sel folikel/ T3 san T4 dilepaskan ke dalam sirkulasi, dimana keduanya terikat dengan protein plasma (T3 berikatan kuat dengan Thyroxine-Binding Globulin (TBG); T3 berikatan lebih kuat dengan Thyroxine-Binding Pre-Albumin (TBPA) dan albumin). Sebagian besar berada dalam keadaan terikat dan tidak aktif secara biologis, dan hanya fraksi bebas yang bersifat aktif.
Keaktifan hormon tiroid diregulasi oleh 3 jalur enzimatik:
1. Deiodinasi (pelepasan iodium ari gugus tirosin) --> Tipe I mengubah T4 menjadi T3 dan reverse T3 (rT3); Tipe II mengubah T4 atau T3 menjadi reverse T3 dan T2 serta T2 menjadi T1
2. Glukuronidase --> penting bila kadar T3 meningkat. Hormon-hormon tiroid primer di-glukuronidasi oleh Uridine DiPhosphatase Glucuronosyl Transferases (UDPGTs) dan diekskresi oleh ginjal.
3. Sulfasi --> Sulfasi T3 memfasilitasi metabolisme T3 oleh enzim deiodinasi tipe I. Pada janin, bila tidak ada deiodinasi T4, maka sumber T3 didapat dari T3-sulfat yang dibentuk oleh sulfatase dari jaringan dan bakteri usus.
Metabolisme
Tiroid mensekresi secara total 80-100
µg T3 dan T4 perhari, dengan rasio T4:T3 = 20:1. Walaupun keduanya sama-sama bersirkulasi, namun jaringan mendapatkan 90% dari T3 yang dimilikinya dengan men-deiodinasi T4 menjadi T3. Iodida yang dilepaskan dari hormon tiroid diekskresi di urin atau diresirkulasi ke tiroid, tempat iodida ini dikonsentrasikan oleh mekanisme perangkap (trapping). Sekitar sepertiga T4 yang keluar dari plasma dikonjugasikan dengan glukuronida atau sulfat di hati dan diekskresi dalam empedu. Sebagian kecil dari T4 bebas direabsorbsi melalui sirkulasi enterohepatik. Waktu paro T4 dalam plasma sekitar 6-7 hari, sedangkan T3 hanya 1 hari, dimana T3 bersifat jauh lebih poten dibanding T4.
Mekanisme Kerja Hormon Tiroid
Terdapat beberapa lokasi kerja T3 di dalam sel. Pada membran, hormon ini menstimulasi pompa Na+/K+-ATPase (natrium/kalium-ATPase), menimbulkan peningkayan ambilan asam amino dan glukosa, sehingga menyebabkan kalorigenesis (produksi panas). T3 bergabung dengan reseptor spesifik pada mitokondria menghasilkan energi dan dengan reseptor intranuklear, yang merupakan modulator transkripsi, menyebabkan perubahan sintesis protein.